Sabtu, 11 September 2010

SEMUA OLEH KARENA ANUGERAH ALLAH

Fajar Yehuda
Judul Artikel: Jaminan masuk surga diberikan oleh karena anugerah Allah atau oleh karena amal ibadah dan perbuatan baik???
8 September 2010



Setiap orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus (Isa) sebagai Juruselamat pribadinya dan menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran sesungguhnya akan memiliki kehidupan kekal di kerajaan surga dan memerintah bersama-sama dengan Allah dalam keabadian. Mengapa kita bisa pasti masuk surga hanya karena beriman kepada Yesus? Karena Allah di dalam nama Yesus Kristus telah menggantikan hukuman dosa yang seharusnya untuk kita. Dia dihina, disiksa, dan mati diatas kayu salib oleh karena dosa-dosa kita.

“barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada atasnya.”
(Yohanes 3:36)


Mungkin banyak orang yang menyangka bahwa dengan melakukan segala perbuatan baik seumur hidupnya maka ia akan masuk surga. Hal ini terkesan bahwa, mereka cukup baik dan benar sehingga layak masuk surga, mereka menganggap enteng kosekuensi dosa. Seberapapun banyaknya kebaikan yang dilakukan manusia, ia tidak akan luput dari dosa dan akibat dosa adalah maut. Tetapi apabila kita mau jujur terhadap diri kita sendiri, kita bisa memperkirakan perbuatan jahat atau baik yang lebih banyak kita lakukan dalam 24 jam, dan hal itu termasuk apa yang timbul dalam hati dan pikiran kita. Pada zaman anugerah ini, jangan kita berpikir bahwa kita dapat masuk surga dengan perbuatan-perbuatan baik kita sekalipun kita menolak untuk beriman kepada Yesus Kristus. Allah datang ke dalam dunia ini bukan untuk label keagamaan tertentu tetapi Ia telah datang untuk memberikan jaminan surga dan pimpinan Roh Kudus kepada siapapun yang mau dengan rendah hati menerima dan bertekun dalam ajaran kasih-Nya.


1. BANGSA ISRAEL DAPAT MASUK KE TANAH PERJANJIAN BUKAN OLEH KARENA PERBUATAN-PERBUATAN BAIK MEREKA.

Umat Islam meyakini bahwa amal ibadah dan segala perbuatan baik akan membawa mereka ke surga dan untuk mendukung pemahaman ini mereka mencari ayat dalam Alkitab Perjanjian Lama yang terkesan mendukung doktrinnya itu. Salah satu contohnya seperti ayat dalam Yehezkiel 18: 21

Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
(Yehezkiel 18: 21)


Umat Islam tidak tahu tentang latar belakang kisah dalam kitab itu. Nabi Yehezkiel di utus oleh YHVH, Allah Israel untuk memperingatkan bangsa Israel untuk bertobat dari segala kejahatannya dan kembali kepada hukum yang telah ditetapkan Allah sebab bangsa Israel telah terlebih dahulu ditebus Allah dari tanah perbudakan Mesir. Nabi Yehezkiel diutus Allah sebelum masa pembuangan Israel dan Yehuda ke Babel oleh raja Nebukadnezar. Jadi, Allah mengasihi bangsa Israel bukan karena perbuatan-perbuatan baik yang mereka lakukan tetapi oleh karena kasih setia dan anugerahnya semata-mata. Sekalipun bangsa Israel telah mendapat anugerah Allah tetapi apabila mereka melakukan kekejian penyembahan berhala dan perbuatan amoral di tanah yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub maka Allah tidak segan-segan untuk menghukum bahkan memusnaskan mereka. Inti dari sejarah bangsa Israel dalam Perjanjian Lama adalah penebusan dari tanah perbudakan di Mesir dan hidup benar di tanah perjanjian (Kanaan).

Dalam kitab Ulangan 9: 4-5, kita dapat membaca bagaimana nabi Musa memperingatkan orang-orang Israel agar tidak membanggakan perbuatan-perbuatan ataupun jasa-jasa baik mereka.

“Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN memebawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari dari hadapanmu. Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimuengkau masuk menduduki negeri mereka tetapi kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu menghalau mereka dari hadapanmu dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub.”
(Ulangan 9: 4-5)


Dalam Perjanjian Lama, Allah telah menebus Israel dengan membebaskan mereka dari tanah perbudakan di Mesir dengan tanda-tanda yang dahsyat dan memimpin mereka menuju tanah yang telah dijanjikan Allah, yaitu tanah yang subur, tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dan Allah menghendaki agar bangsa Israel hidup melakukan kebenaran di tanah itu dan tidak menyembah berhala bangsa-bangsa yang hidup di sekitarnya. Namun, apabila bangsa itu telah menetap di tanah perjanjian itu tetapi melakukan kejahatan dan tidak mau bertobat dari kejahatannya maka Allah akan menghukumnya bahkan memusnakannya. Penebusan bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir adalah gambaran tentang penebusan umat manusia dari perbudakan dosa dan maut.

Hal yang patut dicamkan adalah bangsa Israel dapat keluar dari tanah perbudakan dan masuk ke tanah perjanjian BUKAN oleh karena mereka terlebih dahulu rajin melakukan amal ibadah dan segala macam perbuatan baik di tanah perbudakan itu. Tetapi semuanya oleh karena anugerah Allah. Itu terjadi dari pihak Allah! Bukan dari pihak manusia, sebab semua manusia telah memiliki tabiat dosa. Jangan kita berpikir bahwa Allah bersimpati untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir oleh karena bangsa Isarel telah cukup layak untuk hal itu melalui perbuatan-perbuatan baik mereka. Tidak, sebab bangsa Israel sudah cukup terlalu sibuk dan menderita di Mesir, jadi sangat mustahil bagi mereka untuk melakukan perbuatan baik seperti mengucapkan kepada tentara Mesir atau orang-orang Mesir kata-kata manis seperti “terima kasih ya” atau “ada yang bisa saya bantu?” atau “biarkan saya menyumbang sebagian uang saya untuk orang miskin di Mesir” atau “bisakah saya pulang ke rumah setiap 5 jam dalam sehari untuk beribadah”. Mari kita berpikir jernih, bangsa Israel hidup tertindas dan diperlakukan sebagai budak di Mesir (Keluaran 1: 8-15)!

Dalam Yehezkiel 33: 12, nabi Yehezkiel diutus Allah untuk berkata kepada teman-teman sebangsanya [Israel] sebelum masa pembuangan ke Babel:

“kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh dalam pelanggaran dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat dosa.”
(Yehezkiel 33: 12)

Allah memperingatkan bangsa Israel untuk bertobat dan melakukan keadilan di negeri yang telah dijanjikan itu sebab Allah telah menebus mereka dari tanah Mesir oleh karena anugerah-Nya. Allah ingin agar bangsa pilihan-Nya itu mengerjakan karunia keselamatan itu bukan untuk disalahgunakan untuk bebas berbuat dosa melainkan untuk memuliakan nama-Nya yang kudus. Apabila bangsa Israel telah ditebus oleh Allah oleh karena kasih karunia-Nya bukan berarti mereka dapat membangkang dan menghianati Allah dengan melakukan kehidupan dosa seperti yang dilakukan bangsa-bangsa kafir di sekitarnya. Anugerah Allah harus direspon dengan kerendahatian, ketaatan dan bahkan pertobatan sejati oleh setiap manusia.

“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,..”
(Kolose 3: 5)




2. UMAT MANUSIA DAPAT MASUK KE TANAH PERJANJIAN SURGAWI (SURGA) BUKAN OLEH PERBUATAN-PERBUATAN BAIK MEREKA

Apa yang telah dilakukan Allah dalam masa Perjanjian Lama adalah gambaran yang samar-samar tentang rencana terbesar Allah untuk menebus semua manusia dari perbudakan dosa yang telah berlangsung sejak kejatuhan Adam di taman Eden. Sejak pelanggaran Adam itu, dosa dan maut berkuasa dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dosa telah merusak hubungan harmonis Allah dengan manusia dan juga antar sesama manusia. Dalam Perjanjian Lama, kita mengetahui bahwa kemerdekaan bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir diperoleh karena anugerah Allah yang dibangun diatas dasar perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Dan perjanjian itu terjadi dari pihak Allah.

“lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: ‘Dari pihak-Ku inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. ….Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kau diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
(Kejadian 17: 4 & 8)


Kemerdekaan manusia dari dosa dan maut sesungguhnya diperoleh karena anugerah Allah yang juga dibangun diatas dasar perjanjian abadi. Perjanjian agung ini telah diikrarkan Allah antara keturunan perempuan dengan keturunan ular (Iblis).

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau [Iblis] dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
(Kejadian 3: 15)

Kepada perempuan itu, Allah berkata “keturunanmu”, keturunan yang dimaksud disini adalah Yesus Kristus, dan keturunan si Iblis itu adalah maut. Dalam Yakobus 1: 15, kita membaca “…..dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” Perlu kita camkan bahwa maut adalah keturunan Iblis. Allah adalah Pencipta kehidupan bukan kematian ataupun keterasingan. Alam maut (Hades) merupakan terjemahan dari kata Ibrani syeol, sebagai tempat kediaman orang mati, yang tetap ada dalam keadaan seperti bayangan (Pkh.9: 10). Dalam PL alam maut bukanlah tempat siksaan kecuali kebosanan yang mengerikan (Mzm.88:12). Namun Yesus menyatakan bahwa sesorang yang ada di dalam alam maut akan mengalami kesengsaraan fisik setelah mereka mati (Luk.16:23).

Hal terpenting yang harus kita pahami adalah, Maut tidak pernah lahir di muka bumi apabila Adam tidak melakukan pemberontakan terhadap firman Allah. Dosa dapat diibaratkan seumpama benih Iblis yang akan menghasilkan buah yaitu maut. Maut adalah keturunan yang lahir itu dan Iblis adalah bapanya. Iblis mengetahui bahwa ia tidak akan pernah dapat menguasai dan memperbudak Adam selama Adam tidak memberontak terhadap Allah, oleh sebab itu Iblis berusaha keras untuk dapat menjatuhkan Adam dengan mempengaruhi karunia kehendak bebas yang telah diberikan Allah kepada Adam dan isterinya itu. Ketika Adam dan isterinya itu mendengar saran Iblis dan melakukannya maka secara tidak langsung mereka telah bersekutu dengan Iblis dann menjadikan diri mereka sendiri sebagai musuh Allah.

Keinginan jahat Iblis telah masuk ke dalam jiwa mereka sehingga keinginan itu menimbulkan benih dosa yang kemudian akan melahirkan maut. Tabiat dosa dan perbudakan maut telah menjadi kosekuensi yang mengerikan atas ketidaktaan Adam sehingga semua manusia yang lahir dari pembentukan benih manusia laki-laki dan perempuan secara otomatis membawa tabiat dosa dan maut di dalam hidupnya. Dengan kata lain,melalui maut, Iblis mempunyai hak penuh untuk membawa manusia ke dalam lautan api yang telah dipersiapkan Allah. Inilah kematian abadi yang mengerikan! Izinkan saya bertanya: Apakah kita tidak pernah berbuat dosa selama ini?

“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”
(Roma 5: 12)


Allah tidak menginginkan agar manusia tinggal di dalam maut dan kerajaan maut setelah mereka mengalami kehidupan sementara di bumi sebab pada saat hari penghakiman akhir nanti Allah akan melemparkan maut dan kerajaannya ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: Lautan api (Why. 20:14). Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kematian abadi seorang manusia bersama maut di dalam api nanti dapat digagalkan hanya dengan perbuatan-perbuatan baik dan amal ibadah orang itu selama hidup di bumi?



ALLAH VS MAUT

Maut bukanlah sesuatu yang biasa-biasa saja, Yesus adalah manusia tanpa dosa tetapi dalam keadaannya sebagai manusia, Dia pernah mengalami depresi dan kengerian ketika ingin menghadapi kematian-Nya. Dalam Lukas 22: 44, kita membaca “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa…”, Sebagai Allah yang memikul dosa umat manusia, Yesus sanggup mengatasi segalanya sebab Dia memiliki hidup dalam diri-Nya, Dia tahu bahwa maut tidak dapat menguasai-Nya ataupun menyentuh-Nya tetapi sebagai seorang manusia biasa yang memikul dosa umat manusia, Yesus dapat merasakan penderitaan dan kengerian yang amat sangat dari apa yang disebut maut. Jadi, dosa bukanlah sesuatu yang dapat dibayar dengan gampangnya hanya dengan mengumpulkan perbuatan-perbuatan baik dan amal ibadah namun Iblis dan maut menuntut sesuatu yang jauh lebih besar dari itu. Tuntutan mereka adalah kehidupan manusia dalam ketaatan dan kekudusan yang sempurna. Ketaatan dan kekudusan yang meliputi hati, pikiran dan tindakan!

Dalam Yoh.8: 2-11, kita membaca bahwa orang-orang yahudi dan para pemuka agamanya ingin merajam seorang wanita yang kedapatan berzinah, Yesus hanya berkata kepada mereka “barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa kepada orang banyak itu Yesus mengajarkan bahwa tidak ada satu manusia pun yang tidak berdosa dan kepada wanita yang berzinah itu, Yesus ingin menyatakan bahwa kosekuensi dosa adalah maut, apapun itu jenis dosanya.

Inilah fakta yang harus kita camkan: Semua manusia sejak Adam jatuh ke dalam dosa telah berada di dalam kuasa maut dan Iblis adalah penguasa maut (Ibrani 2:14). Tetapi suatu saat nanti maut dan kerajaannya [tentu saja bersama penguasanya] itu akan dilemparkan Allah ke dalam lautan api abadi, termasuk pada orang-orang yang tinggal di dalamnya. Allah terlalu mengasihi manusia sehingga Dia wajib menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut dan juga dari kematian kedua yang abadi. Allah akan bertindak!

Yesus berkata,
“Aku berkata kepadamu: ‘Sesunggguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”
(Yohanes 8: 51)


Untuk menjalankan misi penyelamatan ini Allah mengutus Firman-Nya (Pribadi kedua Trinitas-an Allah) untuk datang ke bumi, mengenakan darah dan daging melalui rahim seorang perawan. Yesus Kristus adalah Sang Firman itu. Inilah Dia yang dimaksudkan Allah dalam perjanjian agung-Nya dalam Kejadian 3: 15 yang menyatakan bahwa keturunan perempuan itu [Yesus] akan meremukkan kepala keturunan Iblis yaitu maut. Barangsiapa yang percaya kepada Yesus, ia sama saja percaya kepada Allah.

Jangan kita menyangka bahwa misi Yesus Kristus adalah untuk mendirikan lembaga keagamaan ataupun praktek-praktek keagamaan yang terkesan religius semata-mata tetapi Ia datang ke dunia untuk menyediakan jalan keselamatan ke surga bagi setiap manusia dan menyatakan bahwa “Allah mencintaimu”, “Allah peduli terhadap hidupmu” dan “Allah mencarimu”.

“Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang dikandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
(Matius 1: 20-21)


Apakah yang dimaksud dengan kata “umat-Nya” itu? Maksudnya adalah umat manusia! Allah datang ke dalam dunia bukan untuk menyelamatkan orang yang hanya memiliki label agama “Kristen” ataupun keturunan “Kristen” tetapi Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari perbudakan dosa dan maut, semua manusia tanpa terkecuali! Allah datang ke dalam dunia dengan mengambil rupa Adam (manusia laki-laki) sebab Adam adalah manusia yang diberikan kuasa oleh Allah sebagai pemimpin dari semua makhluk hidup yang telah diciptakan Allah. Yesus terkadang mengindentikkan diri-Nya dengan sebutan orang ketika tunggal “Anak Manusia” dan frasa ini adalah terjemahan dari frasa Ibrani “Ben Adam”. Perlu dimengerti bahwa kita tidak membicarakan mengenai perbedaan gender tetapi mengenai rencana Allah yang datang untuk menyelamatkan semua manusia baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini sesuai dengan perjanjian yang telah Allah ikrarkan bahwa sesungguhnya keturunan dari perempuan itu [Yesus] akan meremukkan kepala dari keturunan Iblis [maut].

“….supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut”.
(Ibrani 2:14)


Mungkin kita bertanya dalam hati, kenapa Allah tidak langsung saja turun dari surga ke dalam maut lalu mengalahkan Iblis? Kenapa Allah harus menjadi manusia terlebih dahulu untuk dapat turun ke dalam maut? Bukankah Allah itu Mahakuasa??? Kenapa harus menjadi manusia???

Kita harus mengerti bahwa selain Mahakuasa, Allah juga adalah Mahakudus. Kemahakudusan Allah tidak dapat bertemu dengan keberdosaan Iblis dan malaikat-malaikatnya. Jangan kita menyangka bahwa air dapat disatukan dengan api, lagipula manusialah yang telah jatuh ke dalam dosa jadi pihak manusialah yang harus membayar kosekuensinya bukannya pihak Allah. Maut adalah akibat dari dosa jadi kita jangan berasumsi bahwa Allah dapat langsung turun dari tahta-Nya di surga ke dalam maut untuk mengalahkan Iblis dan membebaskan umat manusia. Persoalannya tidak sesederhana itu. Bukankah Allah Mahakudus!

Dengan kata lain, manusialah yang harus berada dalam kuasa maut! Dalam Yesaya 61: 8, Allah berfirman,“Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum,.." dan di taman Eden Allah telah menetapkan satu hukum kepada Adam yang berbunyi “semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari angkau memakannya , pastilah engkau mati.”

Adam telah melanggar hukum Allah dan akibatnya semua manusia berada dalam kuasa maut, jadi apabila Allah langsung turun dari surga untuk masuk ke dalam maut itu artinya bahwa Dia adalah pelangggar hukum. Sebab upah dosa adalah maut (Roma 6:23) itulah hukumnya! Jadi tidak ada alasan apapun bagi Allah Yang Mahakudus untuk langsung masuk ke dalam maut sebab Dia adalah kudus dan tidak ada alasan apaun bagi Allah untuk mengingkari Diri-Nya sendiri sebagai Yang Mahaadil. Hukum Allah tetap harus ditegakkan! Hal ini memang terkesan bahwa Allah tampaknya tidak berdaya untuk menyelamatkan manusia dari dosa tetapi kita semua sepakat bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dengan datangnya Dia ke bumi sebagai manusia, Dia berhak untuk menanggung seluruh dosa manusia di dalam tubuh daging-Nya dan dengan mati-Nya Dia sebagai manusia yang menanggung dosa, Dia berhak untuk masuk ke dalam maut. Selanjutnya kita dapat menebak respon Iblis dan malaikat-malaikatnya ketika mereka melihat Allah datang menghampiri mereka sebagai Anak Manusia [Ben Adam]. Allah di dalam nama Yesus Kristus, telah menempatkan diri-Nya sendiri di pihak manusia!

“Ia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
(2 Korintus 5:21)

Yesus Kristus bukan datang dari dunia tetapi Dia datang dari surga. Dan hanya Dia yang dapat menyelamatkan umat manusia dari perbudakan dosa dan maut! Setiap manusia telah gagal dalam tabiat keberdosaan mereka namun terkadang kita berusaha untuk tidak mengakuinya dan menganggap dosa sebagai sesuatu yang terkesan biasa-biasa saja. Yesus Krsitus memang tidak memiliki dosa dan Dia adalah sempurna, seharusnya Dia tidak dapat mati dan masuk ke dalam maut tetapi Allah menghendaki agar Yesus Kristus menanggung kosekuensi dari dosa umat manusia di dalam tubuh-Nya yang kudus. Inilah rancana dahsyat Allah melalui kematian Yesus Kristus: Allah membunuh kuasa dosa tanpa melukai sedikitpun manusia yang telah berdosa. Iman kepada Allah di dalam nama Yesus akan menghapus total semua dosa kita!

Allah sangat membenci dosa tetapi Dia sangat mengasihi manusia sekalipun mereka semua telah berdosa. Melalui Yesus Kristus lah jaminan keselamatan hidup abadi dapat diperoleh setiap manusia yang percaya kepada Yesus. Dalam keadaannya sebagai manusia yang telah menanggung dosa manusia, Allah dapat masuk menerobos markas besar Iblis yaitu kerajaan maut. Allah mendatangi Iblis sebagai seorang anak manusia dan malangnya adalah Iblis sama sekali tidak bisa menjamah Dia. Dosa memang menghalangi Allah untuk masuk ke dalam maut langsung dari surga tetapi Dia dapat masuk ke dalam maut ketika Dia datang dengan mengenakan darah dan daging dan Dia berhak untuk memberikan hidup-Nya untuk ditukar dengan kematian. Untuk masuk kedalam maut Allah melimpahkan semua hukuman atas dosa manusia di dalam tubuh Yesus Kristus. Dan Akhirnya, kebangkitan-Nya dari kematian memdeklarasikan kekalahan total Iblis dan maut terhadap Yesus Kristus. Jadi, barangsiapa yang percaya dan menuruti perkataan Yesus tidak akan tingggal di dalam maut tetapi ia akan tinggal di firdaus Allah.

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau [Iblis] dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
(Kejadian 3: 15)


Iblis memang telah “meremukkan tumit” Yesus dengan kematian (maut) tetapi Yesus telah “meremukkan kepala Iblis” melalui kebangkitan-Nya dari maut. “Meremukkan tumit” melambangkan dukacita yang sementara tetapi “meremukkan kepala” melambangkan kehancuran total! Dalam Wahyu 1: 17-18, Yesus berkata “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”

“Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.”
(1 Yoh. 3: 24)

Setiap orang yang percaya kepada Yesus memang telah di beri jaminan masuk ke dalam kerajaan-Nya di surga tetapi hal ini bukan berarti bahwa ia dapat seenaknya saja berbuat dosa dan hal ini juga bukan berarti Iblis menyerah untuk menggoda ia untuk terjebak di dalam kehidupan nafsu duniawi dan dosa. Orang yang telah menerima Kristus harus mengerjakan keselamatan yang telah diperolehnya karena iman. Bagaimana caranya untuk mengerjakan jaminan keselamatan itu? Dengan melakukan kehendak Yesus yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati dan juga mengasihi sesama manusia. Apabila ada seorang Kristen yang hidup dalam dosa tetapi ia bertobat dari cara hidupnya itu maka Allah tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan (Wahyu 3:5). Roh Kudus selalu akan memberikan jalan keluar bagi pengikut Kristus untuk hidup berkemengangan dari ikatan dosa dan kesalahan. Sebagai pengikut Kristus jangan kita berkecil hati ketika kita terjerat dosa tetapi kita harus selalu ingat bahwa Yesus telah mengalahkan maut dan Dia sangat mencintai kita. Kita tidak sendirian!

“saudara-saudara, memang telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”
(Galatia 5: 13)


Inilah fakta yang selalu ingin disembunyikan oleh Iblis dari anda: bahwa sesungguhnya Allah di dalam nama Yesus Kristus SELALU mencintai anda. Jangan pernah menyerah untuk selalu berjuang untuk hidup dalam kekudusan sebab kita tidak sendirian, Roh Kudus Allah selalu akan menyempurnakan kita hari demi hari. Iblis tidak ingin anda menyadari bahwa sesungguhnya cinta kasih Allah selalu stabil setiap harinya. Dalam 1 Yoh. 4: 19 difirmankan bahwa “kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”.

Bangsa Israel telah dimerdekakan oleh Allah dari perbudakan di Mesir dan itu adalah anugerah dari Allah berdasarkan janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Kemerdekaan bangsa itu dari tanah perbudakan dan masuknya mereka ke tanah perjanjian bukanlah karena hasil perbuatan-perbuatan baik mereka tetapi oleh karena anugerah Allah. Umat manusia telah dimerdekakan oleh Allah melalui Yesus Kristus dari perbudakan dosa dan maut dan itu adalah anugerah dari Allah berdasarkan janji abadi-Nya kepada Adam dan Hawa. Kemerdekaan manusia dari maut dan masuknya mereka ke tanah perjanjian surgawi (kerajaan surga) bukanlah karena hasil amal ibadah dan perbuatan-perbuatan baik mereka tetapi oleh karena anugerah Allah. Pemberian cuma-cuma!

Saudara-sauaraku di dalam Kristus marilah kita jangan menyerah untuk hidup dalam kekudusan dan kebaikkan sampai kedatangan Yesus kristus, Allah kita nanti. Sebab ada satu fakta yang selalu harus kita pahami bahwa Allah selalu mencintai kita. Cinta-Nya selalu stabil setiap hari! Yesus Kristus mencintai anda